Tiada Kasih Seperti yang ada PadaMu

Menjadi sepertiMu itulah yang kurindukan.. hari demi hari kulalui dengan penuh perjuangan maju terus menghadapi segala rintangan yang datang hanya untuk bertemu bersama denganMu dan menikmati HadiratMu...

Minggu, 31 Juli 2011

Pentingnya Belajar Seni Menari Bagi Pernikahan

Sekalipun saya bukan orang yang suka menonton tv, tapi saya tidak bisa tidak memperhatikan episode Dancing With The Stars dimana menghadirkan Jennifer Grey, Donnie Osmond dan Hines ward saling berkompetisi.
“Bagaimana mereka bisa melakukannya?” demikian ucap saya pada Christie, istri saya penuh kekaguman. “Mereka begitu lentur, sangat anggun. Aku tidak bisa bayangkan tubuhku melakukannya.”
“Banyak berlatih dan bakat bawaan,” demikian jawab Christie.
“Aku hanya berpikir bahwa aku tidak bisa melakukannya, bahkan dengan berlatih. Dan dia adalah seorang pemain football?” keluh saya.
“Kamu harus ingat bahwa orang-orang ini mendedikasikan hidupnya untuk gerakan anggun.”
“Yah.. mungkin begitu.”
Dalam sebuah sesi konseling Pernikahan Intensif dimana saya bekerja dengan sepasang professional muda selama tiga hingga empat jam sesi, saya tidak bisa membantu tetapi berkaca dari acara tv popular tadi saya memperhatikan Jack memberikan komentar sinis kepada Debra istrinya. Dia membalasnya dengan sedikit kesadaran bahwa apa yang mereka lakukan adalah saling menyakiti – tidak untuk dibicarakan bahwa mereka telah gagal untuk membangun keintiman satu sama lin.
Jack dan Debra telah meraih keberhasilan professional yang cukup signifikan dan telah membangun keluarga dengan tiga orang anak yang masih kecil-kecil, yang kemudian berpisah dan mencoba konseling pernikahan yang sayangnya sebagai upaya yang terakhir. Sayangnya, ketika pasangan ini telah mengunjungi gereja secara teratur, membangun rumah yang indah, memulai keluarga dan memulai tabungan pension, mereka tidak mampu menari bersama secara emosional.
“Saudara-saudara,” ucap saya dalam sebuah sesi, “Apakah Anda menyadari bahwa anda seringkali saling memukul, bagaimana kalian terluka dan bagaimana caranya menghentikan tarian emosial jenis ini?
Keduanya menatap saya bingun.
“Yang saya ingin katakan adalah hubungan itu seperti menari. Kita harus benar-benar terhubung dengan pasangan kita. Kita harus melihat gerekannya, mengantisipasi tindakannya, memenuhi kebutuhannya dan memberikan kasih karunia  dan kebaikan dalam setiap interaksi. Setiap kali Anda menyerang pasangan Anda – tidak diragukan itu berasal dari rasa sakit dan terluka Anda – Anda mengganggu kemungkinan untuk benar-benar terhubung. Tarian emosional Anda berdua terhenti – seperti menginjak kaki pasangan Anda saat sedang menari.”
Aku memberi waktu agar perkataanku itu mengendap, melihat kesedihan di mata mereka. Mereka ingin mengahiri tarian mereka. Kita diciptakan untuk menarikan tarian emosional bersama. Namun ketikan kita terluka, kita ingin keluar. Hingga saatnya kita mengasingkan diri dan tidak ingin di dekati.
“Pertimbangkan dengan saya seni menari,” ucap saya kepada Jack dan Debra. “Sekalipun saya bukan ahli menari, saya tahu beberapa hal. Saya tahu bahwa Tuhan menciptakan pernikahan dan perayaan, dan mengharapkan kita untuk mau berkorban bagi pasangan kita.”
Saya membagikan ide ini. Untuk dapat menari dengan baik Anda perlu:
-         Mempercayai pasangan Anda.
-         Melepaskan kebencian.
-         Mengantisipasi gerakan pasangan.
-         Flesibelitas
-         Anggun
Saya tidak mengatakan bahwa tarian emosional sama persis dengan tarian secara fisik, ada beberapa kesamaan dan kita bisa belajar dari analogi ini.
Pertama, percayailah pasangan Anda. Secara khusus, saya ingin Anda percaya niat baik pasangan Anda. Saling mengingatkan bahwa Anda menjaga dia. Anda tidak inginkan hal lain selain yang terbaik untuk mereka. Percayailah bahwa dia tidak memikirkan hal lain selain yang terbaik untuk Anda.
Kedua, lepaskanlah kebencian. Jika Anda memiliki kemarahan dan permusuhan kepada pasangan Anda, perasaan itu akan menyusup dalam hubungan Anda dalam bentuk ucapan sinis, atau komentar menyakitkan. Jangan biarkan, atasi kemarahan Anda segera dan jujurlah. Anda tidak bisa menari secara emosional sambil menyimpan kepahitan.
Ketiga, antisipasi kebutuhan dan gerakan pasangan Anda. Untuk melakukan tarian emosional kita dituntut menjadi pengamat pasangan kita. Kita harus mengenal dia, apa yang dapat menyentuh mereka dan memotivasi mereka. Dia harus tahu bahwa Anda menghargai pribadinya yang unik dan persahabatan mereka.
Keempat, jadilah fleksibel. Kehidupan tidak selalu berjalan sesuai dengan keinginan Anda. Tapi Anda bisa mendapatkan banyak hal yang Anda butuhkan, dan lebih lagi dengan cara itu Anda mengembangkan rasa hormat dan kasih sayang yang tulus. Jadi, santai saja!
Terakhir, anggun. Anggun – ini adalah seni peradaban dimana Anda bertindak baik, memuji secara terbuka, penuh senyum dan membuat sesuatu lebih mudah bagi semua orang – hal ini akan membuat tarian Anda lebih baik.
Jadi ketika Anda melakukan latihan demi latihan, pandang mata pasangan Anda dan undang dia untuk turun ke lantai dansa. Lakukan yang terbaik yang Anda bisa lakukan di lantai dansa, ciptakan musik Anda dan nikmatilah hubungan Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar