Tiada Kasih Seperti yang ada PadaMu

Menjadi sepertiMu itulah yang kurindukan.. hari demi hari kulalui dengan penuh perjuangan maju terus menghadapi segala rintangan yang datang hanya untuk bertemu bersama denganMu dan menikmati HadiratMu...

Selasa, 06 September 2011

Siapkah Saya Menjadi Seorang Pemimpin Di Masa Depan?

Siapkah Saya Menjadi Seorang Pemimpin Di Masa Depan?
   Oleh : Irish Kiseki



Senin, 21 Maret 2011 11.40 WIB
(Vibizmanagement - Leadership) - Pertanyaan seperti ini merupakan suatu pertanyaan yang mungkin menggelitik sebagian orang. Pemimpin pada masa globalisasi ini dapat dikatakan sebagai pemimpin masa depan. Mengapa ? Karena pergolakan yang terjadi pada masa-masa sekarang ini begitu sangat cepat terjadi.

Siapa yang dapat memprediksi akan terjadi suatu pergolakan yang terjadi di negara-negara timur tengah  dan Africa ? Tidak ada. Masa pemerintahan Husni Mubarak yang sudah berlangsung sedemikian lamanya akhirnya dapat di lengserkan oleh rakyatnya sendiri, akibat ketidak puasan yang dialami oleh rakyat Mesir itu sendiri. Bila Presiden Husni Mubarak mulai kehilangan arah dan lebih mementingkan akan kepentingan pribadi atau golongannya , maka itu berarti beliau telah kehilangan akan arti dari seorang pemimpin yang sebenarnya.

Pemimpin yang dikatakan siap untuk masa depan adalah seorang pemimpin yang mau bekerja lebih keras lagi  dibandingkan dengan rata-rata dari orang biasa bekerja. Seorang pemimpin memiliki keputusan sendiri untuk memilih apakah dia mau menjadi seorang ‘pemimpin yang besar’ bagi masa depan, atau hanya sebagai seorang pemimpin yang biasa saja atau dalam skala ‘pemimpin kecil’. Pengelolaan waktu yang efisien merupakan perbedaan utama antara ‘pemimpin besar’ dengan ‘pemimpin kecil’. Pemimpin kecil akan berhenti manakala dia kelelahan dan merasakan kantuk. Sementara pemimpin besar akan terus memacu kerjanya lebih kencang. Dia akan bekerja keras dengan harapan orang-orang akan ikut bekerja demi mencapai tujuan bersama yang akan memberi keuntungan orang banyak.

Untuk seseorang dapat menjadi pemimpin di masa depan, kuncinya adalah dia harus mau untuk bekerja dengan kurun waktu yang lebih lama dari pemimpin biasa lakukan. Waktu merupakan elemen yang paling terpenting dan paling signifikan dalam kehidupan seorang pemimpin. Ada sebuah kata-kata bijaksana yang mengatakan : bahwa jika seorang pemimpin mau pekerjaan nya diselesaikan secara baik dan sukses, maka berikanlah pekerjaan itu kepada seorang yang sibuk yang  aktif dan menghargai waktu dan menyadari akan kegunaan waktu serta siap untuk menerima dengan menggunakan se efisiensi mungkin waktu yang berikan kepadanya. Kemalasan, kurangnya inisiatif dan kreaktivitas merupakan musuh-musuh terburuk pada diri seorang pemimpin. Bila seorang pemimpin mampu dan mau untuk bekerja keras, memiliki misi dan tujuan yang kuat, dan mau untuk bekerja keras tanpa mengenal batasan waktu untuk mewujudkan keuntungan yang maksimal, maka orang tersebut layak menjadi seorang pemimpin dunia.

Seorang pemimpin dunia adalah seorang pemimpin yang mampu mengidentifikasi kebutuhan akan anak buahnya/rakyatnya untuk kemudian memenuhi kebutuhan itu semua secara benar. The leader is the one who know the way, goes the way, and show the way. Harus disadari bahwa kepemimpinan adalah merupakan tindakan, bukan sekedar hanya posisi. Penekanannya ada didalam tindakan. 
Ada tiga macam sikap seorang pemimpin di dunia ini :
a.       Pemimpin yang mampu membuat segala sesuatu menjadi terwujud, tentu pemimpin tipe ini adalah pemimpin yang memiliki inisiatif, penuh kreativitas, visi dan misi yang jelas.
b.      Pemimpin yang hanya mengamati segala sesuatu itu terjadi, dalam hal ini pemimpin ini hanya ada sebagai pengamat dan tidak mau mengambil resiko yang ada dan mungkin saja dalam menjatuhkan akan orang yang tidak berkenan di hatinya , dan
c.       Pemimpin yang hanya bisa membayangkan apa yang terjadi. Dapat disimpulkan pemimpin seperti ini adalah tipe pemimpin yang suka berkhayal dan terkenal sebagai pemimpin yang hanya mudah bicara tapi tidak ada aksi nya sama sekali.

Pemimpin masa depan dapat melihat tujuan dari perusahaan/organisasi bukan saja berdasarkan kepentingan kelompok tetapi juga dalam ruang lingkup tujuan yang lebih luas. Pemimpin menerima kekuasaan dengan tujuan dapat di pertanggung jawabkan  secara benar dan dapat menunjukkan sikap yang baik kepada rakyat/anak buahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar