Tiada Kasih Seperti yang ada PadaMu

Menjadi sepertiMu itulah yang kurindukan.. hari demi hari kulalui dengan penuh perjuangan maju terus menghadapi segala rintangan yang datang hanya untuk bertemu bersama denganMu dan menikmati HadiratMu...

Jumat, 20 Mei 2011

Kesakisian Agung Wijaya Christopher Heyneker,


Medan, Agustus 2009

Syalom

Ini adalah kesaksian saya yang ke-empat kali dan saya berdoa kepada Tuhan Yesus agar saya dapat mengkonsepnya terlebih dahulu sebelum saya bersaksi di depan jemaat Gereja Advent Jemaat Dr. Mansyur - Medan maupun untuk kesaksian saya berikutnya dan juga saya berdoa agar seluruh kesaksian ini hanya untuk memuliakan nama-Nya.

1 Korintus 10:31

"Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain,
lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah."
Mazmur 115:1
“Bukan kepada kami, ya TUHAN, bukan kepada kami,
tetapi kepada nama-Mulah beri kemuliaan, oleh karena kasih-Mu, oleh karena setia-Mu!”

Nama saya Agung Wijaya Christopher Heyneker, biasa dipanggil Christ, umur 33 tahun, bapak Belanda, ibu Cina Hokkian, saya dan ibu adalah jemaat Gereja Methodist Indonesia jemaat Gloria yang dibaptis pada tanggal 18 Juni 2006, saya sudah menikah dan PUJI TUHAN saya dikaruniai sepasang anak.

PUJI TUHAN pada waktu Juni tahun 2008 saya diberi suatu “gelar kedokteran” oleh dokter Sugiarto Gani yaitu Adeno Carcinoma Colorectal Stage 3, artinya dalam bahasa Indonesia adalah kanker usus besar stadium 3 dan kalau dalam bahasa Hokkian Medan adalah TAN SI E PE (penyakit yang menunggu kematian).

PUJI TUHAN saya dibesarkan oleh seorang ibu yang dulunya belum percaya kepada Tuhan Yesus namun dia tetap mengantar saya ke sekolah minggu di Jakarta, dan sewaktu SMP kelas 1 di Medan, dia mengantarkan saya beberapa kali untuk mengikuti kebaktian remaja di GMI Gloria.

Karena iman Kristen saya masih kristen "KTP" dan kitab yang hanya suka saya baca sewaktu remaja adalah "Amsal" maka sempat setelah menikah saya tidak  pergi beribadah ke gereja namun PUJI TUHAN, Tuhan Yesus tidak "jemu-jemu" memanggil saya.

Pada pertengahan tahun 2005 saya tergerak untuk kembali pergi beribadah ke gereja dan pada tahun yang sama saya membeli di Gramedia sebuah Alkitab unik yang bernama Alkitab Super Mini dan PUJI TUHAN sejak itu setiap pagi Allah berbicara kepada saya melalui Alkitab tersebut, saya membaca 2/3 Perjanjian Lama dan seluruh Perjanjian Baru sambil menunggu jemputan becak Taman Kanak-Kanak anak saya di pasar tradisional dekat rumah mertua, dengan bermodalkan sinar matahari dan mata yang bagus yang kedua-duanya merupakan karunia Tuhan dan juga sebatang rokok gudang garam merah.

Saya mulai merokok dari SMP, PUJI TUHAN saya sebenarnya "tidak layak" untuk menderita kanker usus besar stadium 3, saya seharusnya MATI karena menderita kanker paru-paru stadium 4 dan menemani Chryse di dunia orang mati atau tetap HIDUP sebagai orang bisu seumur hidup saya dengan sebuah lubang di leher karena menderita kanker pita suara.

PUJI TUHAN, saya sudah berhenti merokok sejak 1 Juni 2008 dan sewaktu kesaksian ini ditulis saya masih mendoakan setiap orang yang tertangkap mata saya sedang merokok agar diberikan kesempatan oleh Tuhan Yesus untuk menghentikan rokoknya seperti yang Ia berikan kepada saya.

Galatia 6:8

"Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya,
tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu."

Sebagai penambah kenikmatan merokok, saya minum coffeemix sehari dua bungkus dan dalam tempo 1½  tahun "arang kopi" (kopi dibuat dengan cara dibakar sampai gosong) dan bahan-bahan lainnya pada coffemix tersebut menumbuhkan daging-daging kecil di dalam dan di luar usus besar tanpa saya ketahui dan akhirnya menyumbat saluran usus sehingga angin pun tidak dapat melewatinya.

Selama 2 minggu angin tersebut bergerak berputar-putar di sekitar saluran pencernaan saya dan menimbulkan sakit di sebelah kiri perut, saya hanya bisa terbaring saja dan karena rasa mual dan juga disertai muntah maka semakin hari makanan yang saya makan semakin sedikit.

Akhirnya karena tidak tahan lagi, hari minggu malam saya dilarikan ke rumah sakit Herna, masih jelas dalam ingatan saya, dengan istri tercinta yang duduk di sebelah kanan saya, dari tengah malam sampai subuh saya "cekukan" tiada henti.

Selama 4 hari di rumah sakit Herna, saya, keluarga dan bahkan dokter yang bergelar profesor penyakit dalam tidak tahu apa yang terjadi pada saya, dokter terus-menerus mengatakan bahwa lambung saya yang bermasalah, sampai selang yang diujungnya terdapat kamera mini dimasukkan ke dalam lambung melalui mulut dan diambil foto (endoskopi) yang hasilnya menunjukkan bahwa lambung saya bagus namun dokter tetap mengatakan lambung saya yang bermasalah.

Dengan menahan rasa sakit dan sesak di dada, datanglah iblis dengan cara menyalah-gunakan cinta kasih istri saya dan niat baik keluarganya untuk menolong saya (sewaktu kesaksian ini ditulis, setiap hari saya masih berdoa agar istri saya dan keluarganya dapat menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat), mulai membujuk saya dan berkata, "Lihatlah Christ, dokter saja tidak tahu penyakitmu, kamu sedang “dikerjai" orang (HO LANG CO), cepat kamu tanya kepada Dewa-Dewa (KHUA SIN)"

Beberapa kali saya dibujuk iblis namun PUJI TUHAN tidak sia-sia Firman Tuhan yang teratur saya baca setiap pagi, Roh Kudus mengingatkan saya setiap saat akan janji Allah pada Ibrani 13:15

"Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."

Dan saya juga diingatkan akan kisah pencobaan kedua yang dialami Ayub khususnya pada Ayub 2:4-5

"Lalu jawab Iblis kepada TUHAN:
'Kulit ganti kulit! Orang akan memberikan segala yang dipunyainya ganti nyawanya.
Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah tulang dan dagingnya,
ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu.' "

Dalam Alkitab edisi Bahasa Indonesia Sehari-Hari / Bahasa Indonesia Masa Kini :

Tetapi Si Penggoda menjawab,
'Nyawa dan kesehatan lebih berharga daripada harta.
Manusia rela mengurbankan segala miliknya asal ia dapat tetap hidup.
Seandainya tubuhnya Kausakiti, pasti ia akan langsung mengutuki Engkau!' "

Sewaktu saya menyusun kesaksian ini, khusus untuk perkataan “mengutuk Tuhan” di ayat 5 saya jumpai beberapa kali pada pasal 1 dan 2 Kitab Ayub, seperti pada Ayub 1:5 , 1:11 dan pada Ayub 2:9

"Setiap kali, apabila hari-hari pesta telah berlalu, Ayub memanggil mereka, dan menguduskan mereka; keesokan harinya, pagi-pagi, bangunlah Ayub, lalu mempersembahkan korban bakaran sebanyak jumlah mereka sekalian, sebab pikirnya: "Mungkin anak-anakku sudah berbuat dosa dan telah mengutuki Allah di dalam hati." Demikianlah dilakukan Ayub senantiasa."

"Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya,
ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu."

 Maka berkatalah isterinya kepadanya:
"Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!"

Sekitar awal tahun 2008 saya sudah mulai membaca alkitab versi Contemporary English Version dan ternyata perkataan kutuk ini lebih "ngeri" dalam bahasa Inggris daripada dalam bahasa Indonesia yaitu :

"Curse YOU to YOUR FACE" (mengutuki-Mu langsung di wajah-MU)

Dan akhirnya setelah saya selesai operasi baru saya benar-benar mengerti peringatan keras sekaligus kasih setia Allah yang tertulis pada Keluaran 20:4-6

"Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun
yang ada di langit di atas,atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya,
sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu,
yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya,
kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,
tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang
yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku."

PUJI TUHAN setiap saya diingatkan oleh Roh Kudus akan janji Allah pada Ibrani 13:15 dan kisah pencobaan pada Ayub 2:4-5 maka setiap itu juga, dengan berlinangan air mata menahan rasa sakit dan sesak, hanya satu permintaan saya, “Tuhan Yesus, ampunilah dosa-dosa saya” dan akhirnya saya menolak bujukan iblis untuk bertanya kepada dewa-dewa
KARENA PADA AKHIRNYA BERTANYA ATAU TIDAK BERTANYA KEPADA DEWA-DEWA,
SAYA TETAP DISEMBUHKAN OLEH TUHAN YESUS !!! HALELUYA !!!.

Yakobus 5:14-15

"Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat,
supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan.
Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia;
dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni."

Setelah tiga kali saya menolak bujukan iblis, PUJI TUHAN saya digerakkan oleh Roh Kudus untuk menelepon GMI Gloria untuk minta didoakan dan PUJI TUHAN pada saat itu yang mengangkat telepon adalah pendeta Jonathan Kristanto yang sejak saat itu bersama seluruh hamba Tuhan lainnya dan jemaat yang tergabung dalam Persekutuan Doa Jumat Malam mulai menjenguk dan mendoakan saya dari operasi pertama,kemoterapi,operasi kedua dan sampai akhirnya saya pun ikut bergabung untuk mendoakan saudara-saudari seiman yang sedang mengalami sakit-penyakit maupun pergumulan dalam Persekutuan Doa Jumat Malam.

Sejak telepon itu Tuhan Yesus langsung turun tangan menyembuhkan saya dimulai dengan menggerakkan keluarga istri saya untuk melarikan saya ke rumah sakit Deli dalam keadaan pantat tidak dapat menyentuh kursi mobil (saya duduk dengan tangan) karena rasa sakit dan sesak di dada akibat angin yang menekan.

Sesampainya di ruang praktek dokter Nababan perut saya ditekan dan dicurigai ada "sesuatu" di dalam usus saya dan setelah dironsen memang benar ada titik hitam di daerah usus dan menurutnya harus segera dioperasi.

Dalam keadaan hidung kanan yang "dipasang belalai" (dimasukkan selang) untuk mengeluarkan seluruh isi lambung, hampir saja pada waktu itu saya, istri dan ibu mertua mau berangkat ke Penang karena dokter Nababan tidak dapat memastikan apa yang membuat usus saya tersumbat apalagi katanya harus segera dioperasi namun PUJI TUHAN, Tuhan Yesus tidak mengizinkan saya terpisah dari ibu saya yang seorang janda dan hanya saya anaknya satu-satunya, malam sebelum operasi, Tuhan Yesus menggerakkan suami dari saudara sepupu saya untuk memanggil dokter bedah khusus saluran pencernaan untuk memeriksa saya.

Sebelum operasi, dokter Yasin Leonardi dapat memastikan bahwa usus saya tersumbat karena ada daging yang tumbuh, kemungkinan terburuk daging itu adalah kanker,PUJI TUHAN pada saat itu saya merasakan Damai Sejahtera dan siap untuk menerima segala kemungkinan terburuk yang akan terjadi.

Tanggal 1 Juni 2008 pagi, sambil didorong menuju meja operasi saya sempat membaca
Mazmur 23 khususnya ayat 4

"Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya,
sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku."

Sore harinya, saya tersadar di ruang ICU dengan keadaan sulit untuk bergerak karena adanya puluhan “hekter” yang berjejer sepanjang 22 cm menjepit luka bekas sayatan operasi di perut dan hasil dari operasi tersebut saya mendapat hadiah yang sama seperti Gubenur berupa “Colostomi” yaitu ujung potongan usus besar yang dikeluarkan pada dinding perut yang berfungsi sebagai anus buatan namun kotoran yang keluar tidak dapat ditahan (keluar sendiri) tanpa dapat di-“rem”.

Rata-rata dalam setiap kasus “pemotongan” dan “penyambungan” usus besar seharusnya dapat dilakukan dalam 1 kali operasi, khusus untuk kasus saya dimana “pemotongan” terjadi pada sambungan usus halus dan usus besar maka untuk “penyambungan” dilakukan pada operasi berikutnya dengan jarak kedua operasi berkisar 1 bulan namun Tuhan Yesus tidak mengizinkan hal itu terjadi, 3 hari setelah operasi, kami mendapat hasil pemeriksaan Histopatologi dari Dr. Sufida yang mengatakan saya terkena kanker usus besar stadium 3 yang mengharuskan saya segera menjalani kemoterapi dan hidup selama ½ tahun dengan colostomi beserta kantongan plastik untuk penampung kotoran yang tertempel di colostomi.


PUJI TUHAN, dari Colostomi itu, Tuhan Yesus mengajarkan saya bahwa manusia itu tidak ada apa-apanya dan tidak ada gunanya untuk menyombongkan diri, suatu peristiwa yang akan selalu saya ingat adalah pada saat berdoa bersama di Persekutuan Doa Jumat Malam atau Kebaktian Minggu di Gloria maupun di POS PI Marelan, kotoran saya keluar dan menimbulkan bau, saat itu saya menangis dalam hati dan berdoa kepada Tuhan Yesus agar bau kotoran tersebut tidak tercium oleh orang lain dan hanya saya sendiri saja yang menciumnya.

Selama sebulan saya beristirahat di rumah sebelum menjalani kemoterapi, saya mulai membaca buku mengenai kanker dan juga sempat berbincang-bincang dengan seorang Bapak bekas penderita penyakit kanker usus besar yang merupakan jemaat Gereja Methodist Indonesia Jemaat Hosana kota Lubuk Pakam yang merupakan teman keluarga istri saya, dalam perbincangan tersebut Bapak itu berkata bahwa dia tidak pernah dan tidak perlu menjalani kemoterapi dan percaya bahwa Tuhan Yesus sudah menyembuhkannya, Bapak tersebut juga menganjurkan saya agar tidak perlu dikemoterapi namun anehnya saya dengan penuh iman menjawabnya bahwa Tuhan Yesus menunjukan jalan penyembuhan saya adalah melalui kemoterapi padahal saat itu tidak ada dana yang tersedia untuk membiayai pengobatan kemoterapi.

Setelah sebulan beristirahat akhirnya saya ke Rumah Sakit Methodist untuk menjalani siklus kemoterapi pertama dari total 10 kali kemoterapi, masih segar dalam ingatan sewaktu suster hendak menusukkan jarum infus datanglah iblis berusaha menggagalkannya, sampai 5 kali "dicucuk" baru berhasil dan suster tersebut sampai tersenyum kecut, namun PUJI TUHAN saya dapat berkata pada “cucukan” ke 4,
"Suster tenang aja, ini cobaan iblis agar saya tidak mau dikemoterapi dan pulang !!!"

PUJI TUHAN setiap pulang dari rumah sakit, walaupun lemas dan perut serasa kembung, Tuhan Yesus tetap memberi kekuatan untuk mengangkat "koper" saya sendiri sampai ke dalam mobil dan keesokkan harinya saya tetap dapat bekerja seperti biasa.

PUJI TUHAN selama 10 kali kemoterapi tubuh saya bertambah gemuk dari sewaktu operasi 50 kg menjadi 64 kg (tinggi badan saya 170 cm) dan sempat 2 kali pangkas rambut.

Dan akhirnya pada awal Januari 2009 saya menjalani operasi penyambungan kembali usus besar di rumah sakit Methodist oleh dokter bedah yang sama dan PUJI TUHAN sampai kesaksian ini ditulis saya semakin sehat dan semakin hari semakin dekat kepada Bapa di surga.

Roma 8:28

"Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."

Banyak orang yang bertanya kepada saya baik yang non-Kristen maupun yang Kristen mengenai jumlah dana yang diperlukan khususnya untuk kemoterapi karena pengobatan kemoterapi sangat mahal harganya, dana yang diperlukan selama di 3 rumah sakit, kemoterapi, makanan bergizi, dll seluruhnya disediakan Tuhan Yesus melalui keluarga istri, saudara sepupu, pemilik perusahaan tempat saya bekerja, rekan kerja dan GMI Gloria yang jumlahnya kira-kira sama dengan harga 200 ekor babi di kota Gerasa.

Sewaktu Persekutuan Doa Jumat Malam di bulan Juli 2009, Evangelis Rachel Wong berkhotbah mengenai kisah pada Markus 5:1-20 dimana untuk menyembuhkan orang yang kerasukan roh jahat dalam kisah tersebut menghabiskan dana sebesar Rp.2 Milyar !!!
(2.000 ekor babi x Rp.1 Juta).

Roma 8:32

“Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua,
bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?”

Sebagai penutup, berikut perkataan Tuhan Yesus kepada orang yang kerasukan roh jahat dari kota Gerasa dan juga kepada saya pada saat kesaksian ini disusun

Markus 5:19

"Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu,
dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu
dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar