Tiada Kasih Seperti yang ada PadaMu

Menjadi sepertiMu itulah yang kurindukan.. hari demi hari kulalui dengan penuh perjuangan maju terus menghadapi segala rintangan yang datang hanya untuk bertemu bersama denganMu dan menikmati HadiratMu...

Jumat, 20 Mei 2011

Apa Kata Sukarno Soal 20 Mei?

INILAH.COM, Jakarta – Seperti yang sudah-sudah, tak terdengar ingar bingar peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun ini. Peringatan hari nasional itu selalu sepi, bahkan mungkin nyaris terlupakan. Kalaupun ada, tidak lebih dari sekadar diskusi atau tukar menukar ide di seminar-seminar.
Padahal, 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional bukan tanpa alasan. Presiden Sukarno pernah mengingatkan hal itu saat berpidato pada Hari Peringatan Setengah Abad Hari Kebangkitan Nasional pada 20 Mei 1958 di Istana Merdeka.
Menurutnya, memang tidak ada peristiwa hebat terjadi pada 20 Mei,  yang ada hanya pembentukan organisasi kecil bernama Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908. Organisasi itu teramat kecil untuk disebut sebuah organisasi kebangsaan. “Tujuannya pun belum jelas, sebagai tujuan kita yang sekarang ini,” ujar Sukarno.
Namun, Sukarno menekankan bukan di situ terletak pentingnya Boedi Oetomo. Organisasi kecil itu adalah kemenangan sebuah beginsel (prinsip), sebuah azas yang suci.
Berikut kutipan pidato tersebut, dikutip dari pidato Presiden Sukarno pada Hari Peringatan Setengah Abad Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 1958 di Istana Merdeka yang diterbitkan situs resmi PDI Perjuangan.
Dulu sekadar satu kriwikan Saudara-saudara. Benar 20 Mei tahun 1908 sekadar adalah satu kriwikan, tetapi bukan itu jang kita peringati. Jang kita peringati ialah bahwa 20 Mei 1908 itu berisi kemenangan satu azas, kemenangan satu beginsel. Sebagai sering-sering saja katakan, gerakan nasional kita itu berdiri diatas satu beginsel, diatas satu azas, bukan satu gerakan kosong sekadar ramai-ramai. Tidak! Kita berdiri diatas satu azas, satu beginsel.
Satu azas sutji, satu beginsel jang mulia dan luhur. Apa beginsel jang mulia dan luhur jang kita tjetuskan pada tahun 1908 itu Saudara-saudara? Beginsel jang mulia dan luhur jang kita tjetuskan pada tahun 1908 jalah bahwa tiap-tiap bangsa mempunjai hak untuk mendjadi merdeka. Hak, hak bangsa, hak tiap-tiap bangsa untuk bebas merdeka memerintah dirinja sendiri. Saja ini seorang pentjinta tanah air. Saja ini sering dimaki-maki dikatakan komunis.
Padahal Saudara-saudara, saja pun sering berkata saja ini adalah seseorang pengagung, mengagungkan pemimpin-pemimpin bangsa lain-lain, juga mengagungkan pemimpin besar bangsa Amerika misalnja Abraham Lincoln.
Apa jang dikatakan oleh Abraham Lincoln? Abraham Lincoln berkata: no nation is good enough to govern another nation. Artinja: tidak ada satu bangsa tjukup baik untuk memerintah bangsa jang lain. Belanda tidak tjukup baik untuk memerintah bangsa Indonesia. India tidak tjukup baik untuk memerintah bangsa Indonesia. Ame­rika tidak tjukup baik untuk memerintah bangsa Indonesia. Sovjet Uni tidak tjukup baik untuk memerintah bangsa Indonesia. Tidak ada satu bangsa tjukup baik untuk memerintah bangsa jang lain. No nation is good enough to govern another nation. Ini satu azas, satu beginsel, jang pada tahun 1908 kita mulai kemukakan. Inilah salah satu sumber daripada kehendak kita, tekad kita untuk mendjadi satu bangsa jang bebas dan merdeka. [tjs]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar